Indonesia, Musik - Penyanyi yang kerap berpenampilan eksentrik, Sia Furler, mengaku tengah berjuang melawan gangguan neurologis yang dideritanya.
Kabar itu disampaikannya melalui salah satu cuitan dalam akun Twitter ofisial Sia pada Jumat waktu setempat.
Sia mengaku mengidap gangguan neurologis yang dinamakan sindrom Ehlers-Danlos (EDS) yang telah bersifat kronis.
Hey, I'm suffering with chronic pain, a neurological disease, ehlers danlos and I just wanted to say to those of you suffering from pain, whether physical or emotional, I love you, keep going. Life is fucking hard. Pain is demoralizing, and you're not alone.— sia (@Sia) 4 Oktober 2019
"Aku hanya ingin mengatakan untuk Anda yang juga menderita sakit kronis, baik itu fisik atau psikis, tetap semangat," tulis Sia,
"Rasa sakit dapat menghilangkan semangat, dan Anda tidak sendiri."
Sindrom Ehlers-Danlos merupakan gangguan neurologis yang memengaruhi jaringan ikat, utamanya pada kulit, persendian, dan dinding pembuluh darah.
Mengutip Mayo Clinic, orang dengan kondisi ini umumnya memiliki persendian dan kulit yang rapuh. Kulit jadi mudah memar dan terluka.
Dalam tingkat yang lebih paras, EDS dapat berpengaruh terhadap dinding pembuluh darah, usus, dan rahim.
Berdasarkan National Institute of Health (NIH), terdapat sebanyak 13 jenis sindrom Ehlers-Danlos. Orang dengan kondisi ini umumnya akan mengalami bekas luka yang terus melebar dari waktu ke waktu.
Kondisi ini menyerang 1 dari 5 ribu orang di seluruh dunia.
"Rasa sakit dapat menghilangkan semangat, dan Anda tidak sendiri."
Sindrom Ehlers-Danlos merupakan gangguan neurologis yang memengaruhi jaringan ikat, utamanya pada kulit, persendian, dan dinding pembuluh darah.
Mengutip Mayo Clinic, orang dengan kondisi ini umumnya memiliki persendian dan kulit yang rapuh. Kulit jadi mudah memar dan terluka.
Dalam tingkat yang lebih paras, EDS dapat berpengaruh terhadap dinding pembuluh darah, usus, dan rahim.
Berdasarkan National Institute of Health (NIH), terdapat sebanyak 13 jenis sindrom Ehlers-Danlos. Orang dengan kondisi ini umumnya akan mengalami bekas luka yang terus melebar dari waktu ke waktu.
Kondisi ini menyerang 1 dari 5 ribu orang di seluruh dunia.
Sumber : CNNINDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.