Infomasi Penting : SITUS REKOMENDASI DARI KAMI SAAT INI ADALAH JPOKER99.COM dan JBANDAR.COM, MIN DEPO RENDAH WINRATE MANTAP, SILAKAN DI GAS BOSKU

Senin, 11 November 2019

# Memahami Cara Mencegah Stroke Biar Tidak Sekadar Cek Tensi Semata

Memahami Cara Mencegah Stroke Biar Tidak Sekadar Cek Tensi Semata

Indonesia, Kesehatan - Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menyebut stroke sebagai penyakit yang paling banyak menyebabkan kecacatan dan kematian di Indonesia.

Di acara Pameran Pembangunan Kesehatan 2019 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai (BSD) pada Jumat, 8 November 2019, dokter syaraf Dr Indah Aprianti Putri, mengatakan, data dari Kementerian Kesehatan mencatat bahwa angka pasien stroke dari 2007 sampai 208 terus meningkat tanpa memandang usia.

Memahami Cara Mencegah Stroke Biar Tidak Sekadar Cek Tensi Semata

"Angka itu (jumlah pasien stroke) meningkat dua kali lipat di Indonesia. Tidak ada lagi perbedaan, baik itu di desa maupun di perkotaan," ujarnya.

Oleh sebab itu, Indah mengingatkan agar kita memahami langkah-langkah menghadapi risiko stroke.

Penting sekali untuk memahami penyebab dari stroke sebelum mencari langkah pencegahan atau penanganannya. Indah mengatakan bahwa usia merupakan faktor utama yang bisa menyebabkan stroke.

Usia di atas 75 tahun memiliki risiko sebesar 12 kali. Sedang usia 65 tahun memiliki 6 kali lipat risiko.

Hipertensi juga memiliki risiko sebesar tujuh kali. Tidak hanya itu, gangguan irama jantung pun menyebabkan risiko sekitar lima kali lipat.

 Daftar Sekarang

"Yang lainnya (perokok, tidak berolahraga, obesitas dan sebagainya) hanya berisiko dua kali terhadap stroke," kata Indah.


"Jadi sebenarnya, paradigma lama itu adalah ketika kita datang ke puskesmas atau klinik, yang pasti diukur adalah tensinya dulu. Kemudian dihitung lagi kadar kolesterolnya. Berapa, sih, kadar gula darahnya, berapa berat badannya. Lalu dokter akan bilang 'Wah, bu, tekanan tensinya tinggi.'," kata Indah.

Memahami Cara Mencegah Stroke Biar Tidak Sekadar Cek Tensi Semata

Menurut Indah, itu membuat orang yang datang jadi berpikir, 'Oh, ya, sudah, saya tensinya tinggi maka saya harus minum obat,'" katanya lagi.

Indah menjelaskan bahwa pemeriksaan seperti itu seharusnya dipikirkan ulang oleh masyarakat. Informasi mana yang berpotensi menyebabkan stroke, baik itu tensi, kadar gula darah atau pola hidup, dan sebagainya.

Deteksi dini yang dapat dilakukan adalah menyadari posisi Anda. Apakah Anda merupakan orang yang memiliki risiko kecil, sedang atau tinggi terhadap stroke.

Bila Anda memiliki risiko terkena yang tinggi, sebaiknya lebih rutin memeriksakan diri ke puskesmas atau pihak medis terdekat, saran Indah.

Dengan adanya kesadaran tersebut, bila memang penyakit itu muncul, maka bisa segera ditangani atau Anda bisa memperbaiki pola hidup agar terhindar dari stroke.

Sumber : Liputan6

 Daftar Sekarang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Follow Us @soratemplates