Masterceme, Kesehatan - Penderita diabetes tidak hanya berisiko patah tulang, tetapi mereka juga membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh daripada kebanyakan orang.
Para peneliti di University of Pennsylvania di Philadelphia membuka jalan bagi terapi oral yang bisa menyembuhkan tulang lebih cepat pada penderita diabetes.
Center for Disease and Prevention (CDC) memperkirakan bahwa 30,3 juta orang di Amerika Serikat (atau 9,4% dari populasi) menderita diabetes. CDC juga menulis bahwa 84,1 juta orang menderita prediabetes, yang dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam waktu 5 tahun jika tidak ditangani.
Karena penderita diabetes berisiko patah tulang lebih tinggi dan tingkat perbaikan tulang yang lebih rendah, dokter harus menemukan alternatif menyembuhkan tulang.
Saat ini, penderita diabetes dan patah tulang membutuhkan suntikan dan kontrol rutin ke dokter, yang jarang orang mematuhinya, ujar peneliti. Tapi bagaimana jika mereka menghasilkan obat yang terjangkau dan mudah dikonsumsi yang merangsang pertumbuhan sel pembentuk tulang dan mendorong regenerasi tulang.
Henry Daniell dari Penn Dental Medicine mengatakan timnya telah mencari solusi yang terjangkau, nyaman, dan mungkin dilakukan di rumah.
Penelitian ini didasarkan pada penelitian eksperimental yang dilakukan Daniell selama beberapa dekade untuk menghasilkan obat alternatif oral yang terjangkau untuk perawatan insulin melalui tanaman.
"Selama 50 tahun terakhir, suntikan insulin rekombinan manusia dibuat dalam ragi atau bakteri, menyelamatkan jutaan nyawa, tetapi produk ini tidak terjangkau oleh 90% populasi diabetes global," ujar Daniell, mengutip dari MedicalNewsToday.
Insulin adalah hormon protein yang diproduksi pankreas. Ini membantu tubuh mengubah glukosa menjadi energi. Tanpa itu, seperti pada diabetes, glukosa dapat menumpuk, yang mengarah pada risiko kesehatan yang serius.
Tetapi perawatan insulin saat ini sangat mahal, kata Daniell. Di Amerika sendiri harga insulin naik dua kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Selain mahal, insulin juga tidak stabil, harus disimpan di lemari pendingin.
Studi pada selada
Dalam studi ini, tim mengenalkan insulin-like growth factor-1 (IGF-1), yaitu protein yang berperan penting dalam pengembangan dan regenerasi otot dan tulang. Ini juga termasuk epetida untuk merangsang regenerasi.
Menggunakan metode yang disempurnakan oleh Daniell, tim menyatakan IGF-1 dan CTB (protein yang membantu mengangkut protein yang menyatu ke dalam aluran darah dari sistem pencernaan) yang ada pada daun selada juga mampu menghilangkan gen resistensi antibiotik.
Setelah selada tumbuh, para peneliti membeku-keringkan tanaman dan menumbuk daun untuk dijadikan obat dengan stabilitas rak 3 tahun.
Dalam percobaan pada tikus, perawatan tersebut dapat menumbuhkan beberapa jenis sel termasuk yang dibutuhkan untuk membangun tulang (sel jaringan dan osteoblas) pada tikus dan sel manusia.
Ketika tikus diabetes diberi obat, itu menunjukkan tanda-tanda penyembuhan yang disempurnakan dengan peningkatan volume tulang, kepadatan dan luas tulang.
Daniell dan tim memberikan obat oral sekali sehari dan melihat penyembuhan yang sangat cepat.
"Menyampaikan novel human IGF-1 melalui selada mudah diterima masyarakat dan efektif, mudah disampaikan, dan merupakan pilihan yang menarik bagi pasien. Studi ini memberikan pilihan terapi baru dan ideal untuk patah tulang diabetes dan penyakit muskuloskeletal (otot dan tulang) lainnya." ujar Dr. Henry Daniell.
Daniell mengatakan bahwa daun selada sangat tipis, mudah kering, dan aman tanpa ada reaksi alergi saat diteliti. Bahkan setelah daun dibeku-keringkan dapat stabil selama bertahun-tahun tanpa disimpan di kulkas.
Para peneliti berharap untuk terus mengembangkan IGF-1 pada tanaman untuk penggunaan klinis tidak hanya dengan penyembuhan patah tulang tetapi masalah-masalah seperti osteoporosis dan regenerasi tulang setelah kanker.
Sumber : Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.