Masterceme, Kesehanta - Guna mendukung Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Kesehatan (Litbangkes) mempercepat pengujian spesimen Corona
COVID-19, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman
bekerja 24 jam. Pemeriksaan spesimen menggunakan tes
Polymerase Chain Reaction (PCR).
Menteri Riset dan
Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional, Bambang
Brodjonegoro menerangkan, dalam 24 jam sehari,
Lembaga Eijkman berhasil menguji 180 sampai 270 spesimen
Corona.
"LBM Eijkman sudah bekerja boleh
dibilang 24 jam dalam sehari. Kira-kira bisa menguji 180 sampai 270 spesimen
Corona dengan pengujian PCR," ujar Bambang di Graha
BNPB,
Dalam pengujian spesimen
Corona secara umum, Bambang
mengakui, masih ada satu hambatan. Bahwa belum
maksimal kecepatan di dalam menguji spesimen yang datang dari
seluruh penduduk Indonesia.
"Kita masih kekurangan Sumber Daya
Manusia yang paham mengenai pengujian spesimen
Corona, terutama pengujian dalam
Laboratorium level Biosafety Lab 2 (BSL-2) dan BSL-3. Itu sangat terbatas di Indonesia,
Menambah Tenaga Pemeriksaan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (
LIPI) sebagai salah satu anggota dari BRIN sudah mempunyai
Laboratorium BSL-3. Namun, LIPI menyampaikan kepada
Kementerian Kesehatan untuk menambah kapasitas tenaga
pemeriksaan PCR.
Oleh karena itu, LIPI terpanggil melakukan pelatihan terhadap
relawan yang bersedia menjadi tenaga ahli di laboratorium
minimum level BSL-2.
"Pelatihan dilakukan di
laboratorium BSL-3 LIPI yang ada di
Cibinong Bogor," kata Bambang.
Pada laboratorium level
Biosafety Lab 2 (BSL-2), pekerjaan
melibatkan agen dengan potensi bahaya sedang, Contohnya, berbagai mikroba yang
menyebabkan penyakit ringan pada manusia, misal pemeriksaan
hepatitis.
Laboratorium level Biosafety Lab 3 (BSL-3) untuk
pemeriksaan yang melibatkan agen yang dapat
menyebabkan penyakit serius dan berpotensi
mematikan.
Semakin Mempercepat Pemeriksaan
Kegiatan pelatihan relawan laboratorium diberi judul "
Indonesia Memanggil." Upaya ini cukup mendapat antusiasme
masyarakat. Tercatat bahwa jumlah pendaftar sudah
menyentuh angka 800 orang saat pendaftaran dibuka.
Adanya pelatihan tersebut
diharapkan jumlah SDM terampil dalam pengujian
spesimen meningkat sehingga semakin
mempercepat tes PCR yang dilakukan di Indonesia.
"Mudah-mudahan ini akan sangat
membantu kita untuk bisa lebih bagus menangani COVID-19. LBM Eijkman satu hari sudah bisa sampai 180-270 spesimen. Nantinya kalau ada SDM lebih banyak, kapasitas (
pengujian bisa ditingkatkan),” tutup Bambang.
Sumber : Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.