Masterceme, Kesehatan - Macam-macam hidangan lebaran tersaji di atas meja. Biasanya terdiri dari ketupat atau lontong, sambal goreng hati, opor ayam, rendang.
Nikmat? Tentu saja. Namun, Ahli Gizi Mayapada Hospital Kuningan, Christina Andhika Setyani SGz RD mengingatkan untuk hati-hati.
Hidangan Idul Fitri, kata Christina, pada dasarnya menggunakan santal kental sebagai salah satu bahan utama.
Menurut Christina, berpedoman pada tabel komposisi pangan Indonesia, 100 gram santan mengandung 230 kkal, 2,29 gram protein, 23,84 gram lemak, 23,84 gram karbohidrat, dan nol miligram kolesterol.
Dari uraian tersebut, memang santan tak mengandung kolesterol, melainkan asam lemak dan trigiliserud yang dapat dibakar tubuh.
Namun, ketika santan terus menerus dihangatkan, lemak yang terkandung di dalamnya berubah menjadi lemak jenuh.
"Tahu sendiri kalau makanan Indonesia rata-rata makin dihangatkan makin enak rasanya, makin meresap bumbunya, tapi di satu sisi jadi berbahaya.
Bahayanya Lemak Jenuh
Lebih lanjut Christina, menjelaskan, lemak jenuh dapat meningkatkan kadar LDL (lemak jahat) dalam tubuh. Banyaknya LDL dalam darah dapat menyebabkan penumpukan lemak di pembuluh darah, dan menyebabkan penyumbatan aliran darah ke jantung dan otak. Sehingga dapat meningkatkan risiko timbulnya penyakit jantung dan stroke.
Kolesterol sendiri terkandung dalam bahan makanan yang berasal dari hewan, seperti daging sapi dan jeroan. Sehingga gabungan antara santan dan jenis bahan makanan hewani dapat meningkatkan kandungan lemak jenuh dalam makanan.
"Menurut saya sebutan 'jahat' itu karena makanannya tidak seimbang, tinggi lemak, karbohidrat dan seratnya rendah. Dan, jadi ‘jahat’ kalau makanan bersantan ini dihangatkan berkali-kali," ujarnya.
Cara Membasmi Jahatnya Lemak di Dalam Darah
Meski begitu, Christina, mengatakan tak perlu khawatir karena ‘kejahatan’ itu bisa dibasmi dengan makan asupan serat yang cukup dan porsi yang sesuai, makan makanan tersebut bisa menjadi lebih seimbang dan menyehatkan dan meminimalisir penghangatan makanan berkali-kali.
Lagipula saat ini, menurut Christina sudah mulai banyak bahan makanan pengganti yang lebih rendah lemak jenuh tetapi tetap dapat mempertahankan rasa asli dari makanan, misalnya susu rendah lemak, susu kedelai, pengganti santan. Trik lainnya adalah dengan menggunakan jenis daging yang rendah lemak atau ayam tanpa kulit.
Rendang Tak Selalu Jahat
Untuk rendang misalnya, demi menambah serat di dalamnya agar tak terlalu jahat bisa ditambah dengan kentang kecil (kentang rendang) berkulit, dan dengan kacang merah, daging dipilih yang minim lemak, dan santan yang encer saja cukup.
Baca Juga : Penyakit Kawasaki Bisa Berkaitan Dengan COVID-19 Yang kini Tidak hanya Ditemukan Kepada Anak-anak
Sedangkan opor ayam bisa disiasati dengan memakai santan encer, dicampur dengan telur ayam---jangan terlalu banyak makan telur dan kuningnya, seminggu maksimal tiga butir---dan ayam tanpa kulit. Atau bisa juga ganti santan dengan susu, rasanya juga enak dan tak kalah gurih.
Sumber : Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.