Masterceme, Kesehatan - Bubble Tea atau yang akrab kita sapa dengan boba, masih digandrungi oleh banyak kalangan dan cukup bersaing dengan kafein.
Dibuat di Taiwan tahun 1980-an, boba dengan cepat memasuki pasar Amerika Serikat. Berdasarkan Eat This, Not That!, pada Desember 2018, ada 800 toko yang menawarkan boba di Amerika, bahkan mungkin lebih banyak lagi di lokasi khusus bubble tea dengan pilihan warna lebih banyak.
Boba terbuat dari teh yang baru diseduh, susu, gula, dan berbagai rasa tambahan. Daily Meal mencatat bahwa boba yang enak berasal dari tapioka pearl kenyalnya yang memunculkan ide nama minuman ini.
Terlebih, boba dapat dimodifikasi dengan rasa lain, jelly, atau topping lainnya, yang menyenangkan lidah dengan kreasi yang menarik. Sementara penggemar boba dapat mengonsumsi setiap hari dengan varian rasa yang berbeda, tentu akan mempengaruhi kesehatan mereka.
Sayangnya, ada beberapa dampak kesehatan yang muncul bila Anda terus minum boba setiap hari. Berikut ulasannya, seperti dikutip the List:
1. Obesitas
Memilih untuk minum boba setiap hari dapat menyebabkan berat badan Anda naik juga.
Sebuah studi dalam Food Science & Nutrition menemukan bahwa 900 gram teh susu dengan tapioka pearl mengandung 448 kalori dan 57 gram gula. Anda harus mencatat bahwa Dietary Guidelines for Americans menyarankan seseorang harus mengkonsumsi kurang dari 10% kalori perhari dari gula tambahan.
Menurut sebuah artikel di Medical News Today, tubuh mencerna karbohidrat sederhana, seperti minuman tinggi gula, lebih cepat daripada karbohidrat kompleks. Selain itu, penelitian yang dikutip dalam Healthline menunjukkan "makanan cair tidak memiliki dampak yang besar pada penekanan hormon yang mendorong rasa lapar, dibandingkan dengan makanan padat."
Dengan kata lain, Anda mungkin mengonsumsi lebih banyak kalori hanya karena Anda tidak merasa kenyang. Selain itu, seperti dicatat oleh LiveStrong, ketika "Anda makan lebih banyak gula daripada yang dapat disimpan oleh hati dan otot Anda sebagai glikogen, kelebihannya akan dikonversi menjadi lemak dan disimpan ke dalam jaringan adiposa."
2. Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe-2
Mayo Clinic menjelaskan bahwa ketika Anda menderita diabetes tipe 2, tubuh Anda tidak dapat membuat cukup insulin untuk memenuhi kebutuhannya, jadi yang seharusnya disaring ke sel, gula malah terakumulasi dalam aliran darah. Sementara genetika dan faktor lain dapat berperan dalam timbulnya diabetes tipe-2, cara yang paling efektif untuk mnecegahnya adalah dengan pilihan gaya hidup sehat, termasuk diet dan berolahraga.
Health Promotion Board merekomendasikan agar Anda membatasi asupan gula tambahan antara 8 hingga 11 sendok teh setiap hari. Namun, banyak boba yang memiliki dua kali lipat jumlah gula yang disarankan.
"Sebagai minuman yang menyertai makanan, atau bahkan camilan setelah makan, itu dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah dan lonjakan insulin, yang meningkatkan risiko diabetes, atau memperburuk kontrol gula jika Anda sudah menderita diabetes," tulis laman Shape.
Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam Diabetes Care menyatakan bahwa menambahkan satu porsi minuman manis ke dalam diet Anda setiap hari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
Menurut penelitian yang dikutip oleh Harvard University, sering minum minuman dengan kadar gula tinggi secara signifikan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena dan bahkan meninggal akibat penyakit jantung.
Studi ini melihat data dari lebih dari 118.000 profesional medis selama lebih dari 30 tahun. "Setelah menyesuaikan dengan faktor-faktor diet, kesehatan, dan gaya hidup lainnya, mereka menemukan bahwa semakin banyak minuman manis yang dikonsumsi orang, semakin tinggi risiko meninggal karena sebab apa pun, terutama penyakit kardiovaskular," tulis Harvard Health Publishing dari Harvard Medical School.
Hasilnya pasti akan membuat Anda berpikir dua kali tentang konsumsi boba harian. Peserta yang minum dua atau lebih minuman manis per hari ditemukan sepertiga lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung atau stroke jika dibandingkan dengan mereka yang jarang atau tidak pernah minum minuman manis.
4. Menyebabkan Konstipasi
Lina Felipez, ahli gastroenterologi pediatrik di Nicklaus Children's Hospital di Miami, Florida bahwa memakan sejumlah besar tapioka pearl dalam boba bisa menyebabkan sembelit yang tidak nyaman.
"Tapioka adalah makanan yang mengandung zat tepung yang sebagian besar terbuat dari karbohidrat, tetapi itu tidak menyebabkan sembelit dengan sendirinya. Melainkan jika dikonsumsi berlebihan sehingga membuat ketagihan, bisa saja meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami masalah pencernaan yang tidak diinginkan ini," kata Felipez, mengutip dari Live Science.
Menurut Health, guar gum, aditif yang sering digunakan dalam pembuatan tapioka pearl dapat menyebabkan konstipasi. Guar gum adalah serat yang membantu mempertahankan bentuk bola; itu juga membuatnya mengembang saat bersentuhan dengan air. Guar gum juga sering digunakan untuk mengobati masalah pencernaan. Namun ketika mengonsumsinya berlebihan dan tidak cukup minum air putih malah akan menyebabkan sembelit.
Jadi, untuk mencegah sembelit, sebaiknya kurangi konsumsi boba.
5. Merusak Gigi
Aneka warna-warni boba mungkin membuat Anda merasa bahagia, tetapi tidak membuat Anda tersenyum.
Keith leong, seorang dokter gigi di United Dental Surgery mengatakan kepada Business Insider Malaysia mengatakan, menyeruput minuman super manis seperti boba sebenarnya dapat merusak kesehatan dan warna putih cemerlang gigi Anda.
"Boba dapat melarutkan gigi, erosi gigi, membuat gigi berlubang dan sensitif," ujar Leong, mengutip Business Insider Malaysia.
Untuk meminimalisir, seseorang harus menghabiskan minuman manis seperti kopi, kombucha, sari buah, atau teh bubble dalam waktu 30 menit dari tegukan pertama untuk meminimalkan paparan yang berpotensi merusak.
6. Menyangkut di Tubuh
Sembelit ringan tidak perlu dikhawatirkan, kecuali jika mengalami sakit perut parah sehingga tidak mampu makan. Menurut sebuah cerita yang diterbitkan di Asia One, seorang gadis berusia 14 tahun di China mengunjungi rumah sakit setelah mengalami lima hari ketidaknyamanan pencernaan.
CT scan mengungkapkan apa yang diyakini oleh beberapa dokter. Ada ratusan butir tapioka pearl yang tidak tercerna.
Sementara pasien muda itu mengaku hanya minum satu cangkir teh boba lima hari sebelumnya, sedangkan Dr. Zhang Louzhen, dokter yang merawatnya, percaya bahwa dia pasti minum lebih banyak.
Artikel itu juga memperingatkan penggemar bubble tea bahwa beberapa toko "menambahkan pengental dan pengawet ke tapioka pearl." Asia One melaporkan, "Konsumsi bahan-bahan tersebut secara terus-menerus dapat menyebabkan disfungsi saluran pencernaan."
Meskipun begitu, banyak ahli medis yang skeptis. Dr. Ryan Marino, seorang dokter pengobatan darurat di University of Pittsburgh Medical Center, mengatakan, ada pelajaran yang bisa dipetik yaitu untuk tidak menikmati hal-hal secara berlebihan.
7. Merusak Kulit
Menurut WebMD, diet tinggi gula dan karbohidrat adalah salah satu dari banyak hal mengejutkan yang dapat menyebabkan jerawat. Gula dan karbohidrat sederhana tinggi pada indeks glikemik ("ukuran bagaimana makanan mempengaruhi gula darah") dan memasuki aliran darah Anda dengan cepat.
"Ketika tubuh Anda membuat lebih banyak insulin untuk menurunkan gula darah, itu memengaruhi hormon lain yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit Anda," kata ahli. Terlebih lagi, susu adalah makanan lain yang sering disalahkan sebagai penyebab umum jerawat, jadi mungkin boba bekerja sebagai agen ganda.
Jerawat bukan satu-satunya masalah kulit akibat terlalu banyak minum boba, karena asupan gula yang berlebihan juga terkait dengan peradangan dan eksim yang memburuk, menurut Insider.
8. Berisiko memicu Kanker?
Kandungan gula, karbohidrat sederhana, dan kekurangan nutrisi mungkin paling tidak menjadi perhatian Anda jika Anda minum boba setiap hari. Beberapa ahli percaya bahwa tapioka pearl pada boba bisa mengandung 'cancer-causing chemicals', menurut HuffPost.
Para peneliti dari University Hospital Aachen melaporkan menemukan jejak-jejak bahan kimia karsinogenik aspolychlorinated biphenyl (atau PCB) dalam sampel tapioka pearl. Sejak penelitian ini dirilis, Central News Agency Taiwan melaporkan bahwa produsen besar teh boba membantah klaim penelitian, dan Taiwan Food and Drug Administration juga dilaporkan menyatakan keraguan atas keaslian studi tersebut.
Selain itu, U.S. Food and Drug Administration (FDA) mengklarifikasi bahwa senyawa yang disebutkan tidak seharusnya diklasifikasikan sebagai PCB. Jadi Anda tidak perlu mengkhawatirkan hasil penelitian ini. Namun para ahli mengingatkan untuk tetap tidak mengonsumsi boba berlebihan.
Sumber : Liputan6
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.